Dengan judul “Intangible & Contemporary Asset (Karakter Nasionalis, Religius & Berintegritas): Sebuah Tinjauan Reflektif, Peran Unila dalam Membangun Ketahanan Nasional”, Prof. Lusmeilia menyampaikan upaya Unila dalam pembentukan karakter mahasiswanya.
Unila berkomitmen dalam pembentukan karakter nasionalis, religius, dan berintegritas diri mahasiswa. Kekuatan nasionalis religius sebagai modal historis panjang perjuangan kemerdekaan Indonesia selalu disampaikan dalam berbagai kegiatan di kampus.
Implementasi pembentukan karakter di Unila dimulai dari seleksi mahasiswa yang sangat kompetitif dan fair, kuliah umum tentang bela negara, radikalisme, serta kajian keagamaan. Selanjutnya, proses perkuliahan selama delapan semester melibatkan mata kuliah wajib universitas (MKWU), partisipasi MBKM, dan kegiatan mahasiswa.
Unila juga menggagas kegiatan yang meningkatkan jiwa nasionalisme dan persatuan seperti Kirab Bendera Merah Putih. Kegiatan ini melibatkan 2.500 mahasiswa yang berkeliling kampus mengibarkan 2.000 meter bendera Indonesia.
“Ini adalah salah satu bentuk kebersamaan dan cara membentuk mahasiswa kita untuk cinta tanah air selain kegiatan workshop, mengundang beberapa narasumber. Ini merupakan pencerminan Unila tentang pentingnya kesatuan,” jelasnya.
Pembentukan karakter dan semangat membangun ketahanan nasional tertuang dalam tagline Unila #BeStrong yang diterjemahkan menjadi delapan program kerja rektor. Ini dilengkapi dengan pembangunan laboratorium karakter untuk mahasiswa, kerja sama pentahelix, memfasilitasi kegiatan keagamaan di lingkungan kampus, dan praktik terbaik lainnya.
Prof. Lusmeilia menyatakan, kunjungan rombongan merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Unila. Kegiatan ini memberikan semangat kebersamaan dan kolaborasi antara bidang pendidikan dan ketahanan nasional.
Saat menutup sesinya, ia menegaskan, Unila akan bekerja sama dengan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) dan pihak lainnya dalam pembentukan karakter mahasiswa Unila lebih baik lagi.
Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Demografi Lemhannas RI I Wayan Suarjaya, S.Sos, M.Tr(Han)., mewakili Plt. Gubernur Lemhannas RI menyampaikan, SSDN merupakan salah satu kegiatan wajib program pendidikan Lemhannas RI.
Kegiatan ini berupa kunjungan studi dengan orientasi meningkatkan kemampuan analisis terhadap berbagai permasalahan daerah dan mempraktikkan seluruh teori serta wawasan.
“Selaku pimpinan Lemhannas RI dan seluruh peserta PPRA LXVI, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas segala dukungan dan bantuan sektor Unila serta instansi terkait dalam mendukung kegiatan SSDN PPRA LXVI Tahun 2024,” ucap I Wayan Suarjaya.
Kegiatan dilaksanakan di Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Lampung secara sekaligus mulai 13 Mei 2024 sampai 16 Mei 2024. Tujuan Lemhannas memilih provinsi Lampung adalah agar dapat mengetahui tata kelola pemerintahan daerah dan permasalahan yang dihadapi dalam perspektif astagatra.
Peserta SSDN berjumlah 25 orang dari angkatan laut, angkatan udara, angkatan darat, kepolisian, ASN, advokat, serta perwakilan negara Fiji dan Saudi Arabia. Selain peserta, hadir pula ketua senat, ketua SPI, jajaran rektor, direktur pascasarjana, ketua lembaga, kepala UPT, kepala biro, dan perwakilan BEM.