Berawal dari kisah Prabu Brawijaya IV, raja Majapahit. Dikisahkan bahwa
sewaktu Prabu Brawijaya berkuasa, tanah Jawa mengalami kemakmuran. Tidak
ada musuh bernyali menyerang raja yang tersohor berkat kebijakan serta
keadilannya. Sementara, Prabu Brawijaya masih memeluk agama Buddha.
Istri Prabu Brawijaya sangat cantik rupawan. Ia bernama Ratu Darawati
yang berasal negeri Cempa. Dari benih Prabu Brawijaya, Darawati memiliki
seorang putra bernama Raden Jaran Penoleh. Oleh raja, putranya itu diwismakan
di Madura. Sementara, putranya yang lahir dari Larasati bernama Arya Dilah atau
Arya Damar. Ia ditempatkan di Palembang.
Jalinan kekerabatan Majapahit dan Cempa semakin erat, sewaktu adik
Prabu Brawijaya bernama Dyah Sujinah menikah dengan Syarif Ibrahim dari
Cempa. Perkawinannya dengan Dyah Sujinah, Syarif Ibrahim memiliki dua orang
putra yakni Syarif Rahmat dan Syarif Rahman.
Semula Syarif Ibrahim datang di Majapahit untuk melakukan syiar Islam.
Sekian lama kembali ke Cempa, ia memerintahkan kepada Syarif Rahmat dan
Syarif Rahman untuk datang ke Majapahit. Mereka diminta oleh ayahnya untuk
melanjutkan tugasnya sebagai dai Islam.
Sesudah diterima pengabdiannya oleh Prabu Brawijaya, Syarif Rahmat
dan Syarif Rahman mendapatkan anugerah nama. Syarif Rahmat mendapat
anugerah nama Sunan Makdum. Karena tinggal di Ampel, Sunan Makdum
dikenal dengan nama Sunan Ampel.
Sementara Syarif Ratman yang mendapat anugerah nama Sunan Iskak dari
Prabu Brawijaya itu tinggal di Giri. Kelak, Sunan Iskak dikenal dengan nama
Sunan Giri I. Selama tinggal di Majapahit, keduanya berhasil meng-Islam-kan
Ratu Darawati. Sementara, Prabu Brawijaya tetap memeluk agama Buddha.
Oleh Prabu Brawijaya, Sunan Ampel dinikahkan dengan putrinya. Dari
perkawinannya dengan putri Brawijaya, Sunan Ampel memiliki tiga orang putra
yakni Sunan Ngudung, Sunang Bonang, dan Sunan Gunungjati. Sunan Gunungjati
inilah yang diminta oleh Sunan Ampel untuk pergi ke Cempa. Tak ada tugas yang
akan diemban oleh Sunan Gunungjati selain memersiapkan pusaka negara.
Selain memiliki tiga putra, Sunan Ampel memungut putra Sunan Iskak
yang telah yatim piatu. Karena Sunan Iskak meninggal sewaktu istrinya tengah
mengandung. Istri Sunan Iskak pun meninggal sesudah melahirkan bayinya yang
diberi pusaka nama Raden Satmata. Kelak Raden Satmata yang dikenal dengan
Sunan Giri II itu dinikahkan dengan putri Sunan Ampel bernama Nyai Gung Grisik.
Ditulis Oleh : Sri Wintala Achmad