Pesawaran (LM) : Isu perubahan iklim saat ini menjadi isu global dan menjadi perhatian seluruh negara dan telah dirasakan dampak buruknya.
Demikian dikatakan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona saat membuka acara Serial Diskusi Publik bersama Anggota DPD RI Bustami Zainudin dan Mitra Bentala
Diskusi Publik tersebut mengusung tema Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim Kabupaten Pesawaran di Aula Pemkab Pesawaran, Kamis (23/11/2024).
Bupati Dendi mengatakan dampak dari perubahan iklim ini, dimana Pemerintah Indonesia telah menghitung potensi kerugian Pendapatan Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) akibat perubahan iklim.
“Yaitu total sebesar Rp.115,53 Triliun dan khusus sektor pertanian sebesar Rp.19,94 Triliun pada tahun 2024,” ucap Bupati Dendi.
Selain itu, perubahan iklim yang terjadi di Pesawaran akan berdampak pada banyak wilayah di kabupaten lainnya. Salah satunya melalui aliran sungai Way Sekampung yang digunakan untuk pertanian.
Maka, sambung orang nomor satu di Bumi Andan Jejama itu bukan hanya menjaga ketahanan dari Pesawaran saja.
Dirinya harus mempertahankan beberapa wilayah lainnya, karena mayoritas wilayah tersebut di kelilingi Kabupaten Pesawaran dan harus dijaga kelestarian lingkungannya.
Pria yang juga selaku Ketua Karang Taruna Provinsi Lampung itu mengapresiasi para pelaku perkebunan dan pertanian pesawaran yang terus mencari inovasi dalam menghadapi perubahan iklim tersebut.
“Jadi untuk menutupi gagal panen, para pelaku perkebunan dan pertanian seperti para KWT memiliki cara menyiasatinya. Contohnya seperti gagal panen padi mereka ganti dengan menanam cabai untuk menutup kerugian gagal panen,” jelasnya.
Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung dan mendampingi para seluruh Stakeholder, pelaku perkebunan dan pertanian dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Lebih lanjut Bupati Dendi menyampaikan diskusi publik ini dapat menjadi wadah untuk membangun sinergitas dan pemahaman bersama antara pemerintah dengan pemangku kepentingan.
Dan juga sebagai masukan bagi program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions (VICRA) dalam mengatasi dampak buruk perubahan iklim yang terjadi dan berpengaruh besar khususnya pada sektor pertanian.
Dirinya berterimakasih kepada Mitra Bentala yang selama ini selalu mengajak diskusi dan mengundang beberapa stakeholder lainnya untuk bisa menyamakan program-program.
“Yang tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada para pelaku perkebunan dan pertanian,” tutupnya.
*Dendi Apresiasi Pemerintah*
Dalam Diskusi Publik, Dendi berterima kasih dengan adanya program dari pemerintah untuk mengatasi masalah perubahan iklim, dimana Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim (KPBI) untuk periode 2020-2045.
Dalam hal ini pemerintah daerah mempunyai peran yang sangat krusial dalam mengakselerasi pembangunan berketahanan iklim di berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan dukungan kebijakan yaitu KPBI dan alokasi anggaran perubahan iklim yang memadai dari Pemerintah Daerah, maka target nasional untuk meminimalisir potensi kerugian akan semakin mudah tercapai.
Hadir juga Ketua Pokja PRKBI Kabupaten Pesawaran Adytia Hidayat, Ahli Iklim dari Universitas Lampung Tumiar Katarina Manik, para peserta diskusi terdiri dari para Kepala Perangkat Daerah terkait, para anggota WT, Gapoktan, Karang Taruna dan Insan Pers.