Fenomena Pasangan “Sejenis” di Media Sosial, Alarm Lunturnya Nilai dan Jati Diri Bangsa

waktu baca 2 menit Minggu, 11 Mei 2025 14:28
51 Lampung Monitor
1740031809589

Oleh : Mulyono

(Ketua Umum Bela Budaya Nusantara)

Fenomena meningkatnya postingan pasangan sejenis yang secara terang-terangan mengumbar kemesraan di media sosial dan mirisnya dilakukan oleh warga negara Indonesia adalah sebuah alarm serius bagi lunturnya nilai-nilai budaya, moral, dan jati diri bangsa.

Kita tidak sedang membahas soal kebebasan berekspresi semata. Kita berbicara tentang bagaimana ekspresi itu secara perlahan membentuk persepsi kolektif masyarakat. Media sosial adalah ruang publik baru. Apa yang terus-menerus kita lihat akan perlahan membentuk opini, menumpulkan kepekaan, dan pada akhirnya membentuk penerimaan.

Ketika konten hubungan sesama jenis disajikan secara vulgar dan berulang, masyarakat akan mulai terbiasa. Apa yang dulunya dianggap tabu, lama-kelamaan diterima begitu saja sebagai hal biasa. Proses normalisasi ini sangat berbahaya karena menyerang kesadaran moral secara perlahan namun pasti.

Generasi muda, yang masih dalam proses pembentukan identitas, menjadi kelompok paling rentan. Mereka bisa kehilangan panduan moral yang kokoh jika tidak ada pendampingan dari keluarga, tokoh agama, dan lingkungan sosial. Di sisi lain, masyarakat umum pun bisa mengalami pergeseran nilai tanpa sadar bukan karena mereka mendukung, tetapi karena terus-menerus melihat tanpa sikap kritis.

Sebagai Ketua Umum Bela Budaya Nusantara, saya merasa prihatin dan khawatir. Indonesia dibangun di atas fondasi adat, etika, dan kepercayaan religius yang luhur. Apa yang terjadi hari ini bukan sekadar pergeseran budaya, tetapi juga ancaman terhadap warisan nilai yang sudah dijaga ratusan tahun.

Kami menyerukan kepada pemerintah, pemuka agama, tokoh adat, dan seluruh masyarakat peduli untuk tidak bersikap pasif. Ini bukan tentang membenci perbedaan, melainkan tentang menjaga nilai, moral, dan arah kehidupan bangsa. Edukasi, pembinaan, dan ketegasan dalam menjaga ruang publik dari konten yang merusak harus segera dilakukan.

Kalau kita terus diam, maka generasi masa depan akan tumbuh dalam kebingungan nilai dan kehilangan arah. Mari jaga budaya, mari jaga bangsa.

Salam Budaya 

Salam Nusantara 

 

Berita Terkait