Oleh: Mulyono
Ketua Umum Bela Budaya Nusantara
Kemunculan grup “Fantasi Sedarah” di platform Facebook bukan hanya persoalan moral pribadi, tetapi juga sebuah tamparan keras terhadap martabat budaya kita sebagai bangsa yang beradab. Praktik fantasi seksual menyimpang yang berpusat pada hubungan sedarah (incest) adalah bentuk nyata dari dekadensi moral yang melawan nilai-nilai luhur kebudayaan Nusantara.
Dalam budaya manapun di Indonesia entah itu Jawa, Batak, Minang, Bugis, Lampung, Bali, hingga Papua hubungan keluarga dilandasi oleh penghormatan, bukan pelampiasan syahwat. Dalam kearifan lokal, keluarga adalah ruang suci, tempat lahirnya nilai, etika, dan ajaran kehidupan. Ketika ikatan darah justru dijadikan objek fantasi seksual, maka itu adalah bentuk penghinaan terhadap makna keluarga dalam budaya kita.
Grup seperti ini menyesatkan, memalukan, dan jelas merupakan hasil dari budaya asing yang menyimpang yang mulai meracuni moral Masyarakat melalui kebebasan digital yang tak terkendali. Jika dibiarkan, ini bukan hanya merusak individu, tetapi juga menghancurkan pondasi nilai bangsa.
Bela Budaya Nusantara mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, tokoh agama, dan para pendidik, untuk bersuara dan bergerak. Kita harus lawan bersama penyimpangan budaya seperti ini, bukan dengan kekerasan, tapi dengan penguatan nilai-nilai budaya dan edukasi moral yang berbasis kearifan lokal.
Kami juga mendesak pemerintah, khususnya Kominfo, agar lebih aktif memantau dan menindak tegas grup-grup online yang merusak tatanan budaya bangsa. Media sosial harus menjadi ruang edukasi dan pelestarian nilai, bukan tempat berkembang biaknya hasrat gelap yang mencederai jati diri kita.
Menyelamatkan budaya berarti menyelamatkan masa depan. Jangan tunggu sampai budaya malu benar-benar lenyap dari bumi Nusantara.
Salam Budaya
Salam Nusantara