Kredibilitas adalah Aset Terbesar Seorang Jurnalis

waktu baca 3 menit Sabtu, 9 Agustus 2025 05:51
18 Lampung Monitor
IMG-20250809-WA0006

Oleh: Jamal | Bendahara Umum Poros Wartawan Lampung

 

DALAM dunia yang serba cepat dan penuh distraksi informasi seperti hari ini, jurnalis dituntut untuk tidak sekadar cepat memberitakan, tetapi juga tetap menjadi penjaga kepercayaan publik. Di tengah arus deras hoaks dan manipulasi informasi, ada satu hal yang tidak boleh digadaikan oleh seorang jurnalis yaitu kredibilitas.

Kredibilitas bukan hanya tentang benar atau salah dalam pemberitaan, melainkan tentang integritas yang utuh, konsistensi dalam menyampaikan fakta, dan komitmen untuk berpihak pada kebenaran, bukan pada kekuasaan atau kepentingan sesaat. Kredibilitas tidak datang dari atribut atau gelar, tetapi dari rekam jejak dan dedikasi yang diuji waktu.

Seorang jurnalis memiliki kekuatan yang dahsyat, kata-kata. Dan seperti halnya senjata, ia bisa menjadi pelindung kebenaran atau justru alat pembunuh karakter. Maka, menjadi seorang jurnalis sejati berarti mampu menggunakan pena bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memberi terang. Dalam setiap narasi yang ditulis, ada tanggung jawab moral yang besar kepada publik.

Kita hidup di era digital, di mana semua orang bisa menjadi “penyebar informasi”. Tapi jurnalis tetap berbeda. Ia tidak hanya menyebarkan, tetapi menyaring, memverifikasi, dan mempertanggungjawabkan setiap huruf yang keluar dari medianya.

Kredibilitas jurnalis sedang diuji hari-hari ini. Banyak media tergoda oleh klik, viralitas, atau pesanan politik. Judul-judul bombastis menggantikan isi yang substansial. Terkadang, prinsip jurnalistik dikorbankan demi kepentingan bisnis atau rating. Di tengah situasi seperti ini, jurnalis sejati justru diuji, apakah ia tetap berdiri di barisan kebenaran atau ikut hanyut dalam arus kepalsuan.

Kredibilitas bukan hal yang bisa dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sekejap oleh satu berita bohong, satu sikap partisan, atau satu keputusan yang salah.

Seorang jurnalis yang kredibel adalah ia yang bersedia tidak populer demi menjaga idealisme. Ia yang rela kehilangan pekerjaan, tapi tidak kehilangan prinsip. Ia yang berani berkata tidak pada amplop, pada tekanan, dan pada tawaran-tawaran manis yang mencemari tulisannya.

Jurnalis bukan hanya pencatat peristiwa, ttapi pengawal sejarah. Ia menulis bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk generasi mendatang. Maka, menjaga kredibilitas adalah warisan terpenting yang bisa diberikan kepada profesi ini.

Di tengah badai informasi yang tak terbendung, jurnalis tetap bisa menjadi mercusuar. Tapi hanya jka ia memiliki kredibilitas. Karena itulah, kredibilitas bukan sekadar aset, melainkan nyawa dari profesi jurnalisme itu sendiri.

Ketika jurnalis kehilangan kredibilitas, maka hilanglah kepercayaan. Dan ketika kepercayaan lenyap, media menjadi kosong dari makna, dan berita kehilangan ruhnya.

Mari kita jaga profesi ini. Karena jurnalisme yang baik adalah jurnalisme yang dipercaya. Dan itu hanya bisa terjadi jika kita, para jurnalis, setia pada satu hal yakni kredibilitas. (*)

Berita Terkait