Refleksi Hari Anak Nasional dan Harapan Emak Emak Pesawaran Terhadap Dunia Pendidikan

waktu baca 2 menit Rabu, 23 Juli 2025 06:55
40 Lampung Monitor
IMG-20250723-WA0008

Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Tapi sehari sebelumnya, puluhan emak-emak di Kabupaten Pesawaran, Lampung, datang ke Kantor Dinas Pendidikan. Mereka tidak datang untuk merayakan. Mereka datang membawa kegelisahan.

Seorang anak, Gibran siswa SMP Negeri 19 Pesawaran diduga mengalami perundungan di sekolahnya. Tempat yang seharusnya menjadi ruang belajar dan tumbuh, justru menjadi tempat tidak nyaman.

Para ibu itu tidak diam. Mereka mencoba mengetuk hati para pemangku kebijakan. Mereka memohon agar Gibran tidak diabaikan. Mereka hadir bukan karena suka demo, tapi karena sudah kehabisan cara. Mereka hanya ingin menolong seorang anak yang sedang kesedihan.

“Kami harus mengadu ke siapa lagi?”

Pertanyaan itu menggantung di udara, mengguncang nurani siapa pun yang mendengarnya.

Sebagai orang tua, mereka tidak pernah bisa memilih akan melahirkan anak seperti apa. Tapi mereka selalu takut, bagaimana jika hal yang dialami Gibran terjadi pada anak mereka sendiri?

Anak yang lemah secara mental.

Anak yang lambat menangkap pelajaran.

Apakah anak seperti itu pantas di-bully? Dibiarkan? Dipindah-pindah tanpa penyelesaian?

Kalau anak bisa memilih, tentu mereka akan minta dilahirkan sebagai yang paling pintar.

Tapi mereka tidak bisa memilih.

Tuhan menciptakan mereka bukan karena kebetulan.

Lalu, siapa yang akan menjadi guru mereka…

jika guru sendiri menolak mendidik anak-anak yang “tidak pintar”?

Kalau setiap sekolah hanya menerima anak-anak unggulan dan anak-anak yang kesulitan belajar terus dioper dari satu sekolah ke sekolah lain,

maka anak itu akan pergi ke mana?

Apakah dunia pendidikan memang tidak pernah berniat menerima mereka?

 

Apakah dunia ini terlalu jahat bagi mereka yang justru paling membutuhkan perlindungan?

Apakah dunia ini hanya milik anak-anak yang juara dan cemerlang saja?

Selamat Hari Anak Nasional.

Untuk Gibran.

Untuk semua anak yang pernah merasa ditolak oleh sistem.

Untuk semua anak Indonesia.

Tuhan tidak pernah meninggalkan kalian.

Dan akan selalu ada ibu-ibu yang berani berdiri…

demi satu suara kecil yang ingin didengar.

(Redaksi)

 

Berita Terkait