banner lampungmonitor

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal Diterima Secara Adat di Mahan Agung

Oplus_131072
Oplus_131072
Banner-Panjang

Bandar Lampung (LM) : Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, atau yang akrab disapa Iyay Mirza, secara adat diantar (ngantak) oleh masyarakat Lampung Pepadun memasuki Rumah Dinas Mahan Agung. Prosesi ini kemudian dilanjutkan dengan penerimaan secara adat oleh masyarakat Lampung Pesisir.

Mewakili masyarakat adat, Erdiansyah yang bergelar Gusti Pn Igama Ratu, dari Penyimbang Sai Batin Kebandaran Marga Balak Telukbetung, menyambut penyerahan tersebut. Sebagai simbol kehormatan dan kepercayaan, masyarakat adat menyerahkan pusaka dan pakaian kebesaran kepada Iyay Mirza, khususnya dari Sungkay Bunga Mayang.

 “Kami memberikan kepercayaan kepada Pak Gub untuk menjaga kehormatan masyarakat Lampung,” ujar Gusti Pn Igama Ratu, seraya menyerahkan pusaka keris Jaga Pati serta pakaian kebesaran berupa kain sembika dan topi tapis (picung) Mayang Bekekhang.

Keris ini merupakan simbol perlindungan bagi Gubernur Lampung agar senantiasa dijaga dari marabahaya.

 “Jaga artinya menjaga, Pati artinya bahaya. Keris Jaga Pati menjadi simbol bahwa masyarakat Lampung siap menjaga Iyay Mirza dari segala bahaya,” jelas Gusti Pn Igama Ratu.

Topi atau picung ini memiliki makna mendalam. Mayang berarti burung elang, sedangkan Bekekhang berarti berjemur. Filosofinya, pemimpin harus memiliki ketangguhan dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan.

Tokoh adat Anshori Djausal atau yang akrab disapa Bang An, menegaskan bahwa warisan budaya ini merupakan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal.

“Kita harus bangga memiliki kekayaan tradisi yang mengajarkan adat terhadap lingkungan sosial,” ungkapnya.

Setelah diterima secara adat, Gubernur Mirza dan Wulan Sari diiringi arak-arakan adat menuju pintu rumah dinas. Dalam suasana penuh sukacita, Iyay Mirza menari Ngigel bersama jajaran Forkopimda Provinsi Lampung di Mahan Agung, Rabu (5/3/2025).

Tradisi Ngantak atau “mengantar” merupakan simbol keterbukaan tuan rumah dalam menerima tamu.

“Tradisi ini mencerminkan eratnya persaudaraan, kebersamaan, serta komitmen dalam membangun daerah dan bangsa,” jelas Iyay Mirza.

Lebih lanjut, Ngantak yang berarti membuka pintu, dimaknai sebagai simbol keterbukaan Pemerintah Provinsi Lampung dalam menerima aspirasi masyarakat.

“Pintu ini kita buka, bukan hanya secara fisik, tetapi juga sebagai simbol keterbukaan dalam berpikir, bertindak, dan berinovasi

 

 

 

 

TAG :

REKOMENDASI UNTUK ANDA

TERKINI LAINNYA