Pesawaran (LM) : Seorang siswa kelas 8 SMP di Kabupaten Pesawaran diduga menjadi korban perundungan (bullying) yang dilakukan oleh oknum guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Peristiwa tersebut terjadi saat pelajaran matematika. Siswa tersebut mengaku mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, yang kemudian membuat oknum guru bersangkutan marah dan melontarkan kata-kata kasar.
“Saya dikatain tolol, badan aja gede. Udah gitu saya juga dibilang miskin,” Ucapnya.
Ibu kandung Siswa juga menyampaikan kesedihannya ketika anaknya pulang sekolah sambil menangis. Ia mengaku sangat terpukul dan tidak terima atas perlakuan guru tersebut terhadap anaknya.
“Anak saya pulang menangis, ternyata karena dikatain gurunya begitu. Saya sebagai ibu kandung tentu saja tidak terima,” ujarnya.
Kini, akibat kejadian itu, siswa tersebut memilih untuk tidak ingin bersekolah lagi di sekolahnya saat ini. Pihak keluarga menyebut anak mereka mengalami tekanan mental dan meminta pindah sekolah.
Namun, kondisi ekonomi keluarga menjadi hambatan. Jika pindah, satu-satunya pilihan yang tersedia hanyalah sekolah swasta, yang tentu memerlukan biaya lebih besar.
“Ini bukan cuma soal malu, tapi sudah sampai ke titik anak saya menolak sekolah. Dan kalau mau pindah, nggak bisa ke sekolah negeri Adanya hanya swasta. Ini jelas sangat merugikan kami,” lanjut sang ibu.
Merespons kejadian ini, Bela Budaya Pesawaran langsung menyambangi rumah siswa tersebut untuk memberikan dukungan moril. Ketua Bela Budaya Pesawaran, Weni Oktasari, mengecam tindakan perundungan tersebut, terlebih jika pelakunya adalah seorang tenaga pendidik.
“Biasanya pelaku bullying itu sesama anak sekolah. Tapi kali ini kok bisa-bisanya guru yang melakukan hal seperti itu. Ini jelas berdampak pada psikologis anak,” tegas Weni.
Pihak keluarga berharap ada tindak lanjut dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan setempat, agar kasus serupa tidak terulang kembali di lingkungan pendidikan.