Sarasehan Unila dan Media: Seberkas Asa di Tengah Gelombang Tsunami Korupsi

IMG-20230301-WA0089
Banner-Panjang

MENGHADIRI undangan Acara Sarasehan Universitas Lampung dengan Media Massa di Lantai 5 salah satu hotel di Bandar Lampung pada Selasa (28/2/2023) malam, memberikan kesan tersendiri bagi saya sebagai salah satu yang pernah menuntut ilmu di universitas itu.

Di bawah guyuran cahaya lampu dan udara dingin dari air conditioner (AC) yang cukup membuat gigil dan ngilu tulang-tulang sendi, saya merasakan ada detak semangat yang menghangat dan optimisme yang terbangun bahwa pendidikan di Lampung masih ada harapan.

Malam itu Rektor Universitas Lampung yang baru Prof. Dr. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M. didampingi Wakil Rektor IV Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.BA., Dr. Nanang Trenggono, M.Si., Ketua LPPM Dr. Habibullah Jimad, S.E., M.Si. dan Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. melakukan sarasehan dan berdialog secara langsung dengan para jurnalis di Provinsi Lampung sebagai salah satu upaya membangun kembali community trust terhadap Unila pasca ditangkapnya mantan Rektor Aom Karomani dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Keberanian Sang Rektor mengundang para jurnalis dan meminta masukan dan saran dalam membangun Unila, menurut saya adalah sebuah langkah keren dan patut mendapat apresiasi dan dukungan semua pihak. Sebagai salah satu alumnus Unila yang juga gandrung menulis berita, saya merasa pertemuan ini adalah sebuah langkah strategis dan cerdas yang tidak pernah dilakukan rektor-rektor sebelumnya.

Benar, sarasehan yang ditaja Unila untuk meminta saran dan masukan dari insan pers usai dilantik sebagai Rektor, baru kali ini terjadi. Sebuah terobosan keren sekaligus komitmen untuk berani memimpin secara transparan dan siap diawasi. Apalagi belakangan Unila viral diberitakan karena mantan Rektornya Aom Karomani kini sedang diperiksa KPK atas dugaan korupsi miliaran rupiah.

Ditangkapnya mantan Rektor Universitas Lampung (Unila) Aom Karomani oleh KPK pada medio Agustus 2022 lalu merupakan tsunami terbesar dalam sejarah dunia pendidikan di Unila. Ironis, uang ternyata mampu menjebol benteng terakhir, tempat dimana para pendekar dan suhu-suhu pendidikan bernaung dan mengumandangkan tentang nilai, moral dan berbagai hal-hal yang ideal. Sebuah sejarah kelam dunia pendidikan yang jelas akan membekas sampai kapanpun, sebuah catatan yang akan menjadi sesal bagi dunia pendidikan kita, khususnya masyarakat Lampung.

Tertangkapnya mantan rektor itu, seakan menjadi sebuah legasi praktik kotor korupsi di dunia pendidikan memang massif terjadi, sekaligus menegasi beragam omong kosong pamflet, poster dan pelbagai frase yang sengaja dibentangkan untuk membangun citra yang mengesankan betapa bermutu dan berkualitasnya perguruan tinggi kita. Peristiwa kelam ini seperti menjadi antitesis dari visi dan misi Universitas Lampung, yaitu “Universitas Lampung menjadi Center of Excellence di tingkat Nasional dan Internasional sebagai Institusi yang kuat (BE STRONG) berlandaskan nilai-nilai luhur budaya Nasional dan Pancasila”.

Saat ini proses hukum bagi sang mantan Rektor sedang berjalan. Di lain sisi, Universitas Lampung juga tengah berbenah menata kembali bahtera besar pendidikan yang hancur berkeping-keping dan karam dihantam badai tsunami.

Kini Rektor baru telah dikukuhkan. Prof. Dr. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M. telah resmi dilantik menjadi nakhoda baru universitas kebanggaan masyarakat Lampung ini hingga Tahun 2027 mendatang.

Berbagai langkah pembenahan untuk meraih simpati dan kembali “merebut” community trust yang hancur lebur mulai digaungkan. Perempuan pertama yang memimpin Universitas Lampung ini mulai membangun kembali “bahtera pendidikan” Unila dari serpihan terbaik yang ada. Beberapa langkah nyata sudah dieksekusi Sang Srikandi Nakhoda Baru, di antaranya adalah dengan mengganti para pejabat penting di Unila dengan sosok-sosok yang dianggap bersih, dan menggagas pertemuan dengan para jurnalis dan media di Lampung.

Mantan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung itu kini menjadi harapan bagi masyarakat Lampung, khususnya, untuk kembali menumbuhkan trust masyarakat kepada Unila.

Dunia pendidikan dan masyarakat berharap perempuan yang dikenal disiplin dan pernah menjabat Wakil Dekan ini mampu membersihkan nama baik Unila dan menanamkan kembali nilai-nilai di Universitas Lampung serta membangkitkan jiwa-jiwa mahasiswa yang berkarakter sebagai agen perubahan dan menjadi sumber daya manusia yang memiliki empati, bukan sekadar produk universitas yang layak jual dan siap saji.

Jika membaca kembali bagaimana Doktor lulusan Universite De Caen ini maju sebagai rektor dengan tekad mampu menjadi teladan dan memberikan gagasan demi kemajuan bangsa, jelas kita masih punya harapan bahwa Universitas Lampung akan jaya dan kembali bermartabat.

“Jadi seorang pemimpin harus mampu memberi contoh yang baik, mampu menjadi tauladan, memberikan gagasan dan mampu mendorong pendidik dimulai dari kampus tercinta yaitu, Universitas Lampung demi kemajuan bangsa,” tegasnya ketika itu.

Kini masyarakat menunggu sepak terjang Sang Rektor selanjutnya sebagai upaya search and rescue terhadap kebijakan Unila yang dianggap dapat memicu kepercayaan masyarakat sebagai langkah penyelamatan kapal besar Unila yang hampir karam. Selamat menjalankan tugas Prof. Lusmelia Afriani, semoga mampu membawa Universitas Lampung benar-benar jaya dan kembali kepada marwahnya.

ANTON KURNIAWAN, alumni Universitas Lampung, ketua JMSI Kabupaten Pesawaran.

TAG :

REKOMENDASI UNTUK ANDA

TERKINI LAINNYA