Mahasiswa FEB Unila Gelar Aksi, Tuntut Transparansi dan Penanganan Kasus Kekerasan

IMG-20250528-WA0079
Banner-Panjang

Bandar Lampung (LM) : Aksi massa yang digelar oleh Aliansi FEB Menggugat memadati pelataran Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), Senin (26/5), guna menyuarakan tuntutan atas dugaan pembungkaman kasus kekerasan dan pelanggaran etik di lingkungan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) FEB.

Massa mulai berkumpul sejak pukul 08.00 WIB dan bergerak ke pelataran Dekanat pada pukul 10.00 WIB. Mereka menyuarakan keresahan terhadap berbagai persoalan struktural, mulai dari buruknya transparansi, minimnya fasilitas akademik, hingga kekerasan dan intimidasi yang diduga dilakukan oleh oknum dalam Ormawa.

Isu utama yang menjadi sorotan adalah dugaan kekerasan dan intimidasi yang dialami salah satu mahasiswa. Massa menilai pihak dekanat tidak menjalankan fungsi perlindungan terhadap korban, bahkan terkesan melakukan pembiaran.

“Menurut bukti rekaman medis, pernyataan korban dan keluarga, serta bukti percakapan digital, telah terjadi kekerasan dan intimidasi. Namun sampai hari ini tidak ada sikap tegas dari Dekanat. Ini bentuk pembungkaman,” tegas Jenderal Lapangan aksi, M. Zidan Azzakri.

Dalam aksinya, Aliansi FEB Menggugat menyampaikan empat tuntutan utama:

1. Pembubaran Ormawa yang terbukti melakukan kekerasan dan pelanggaran etik;

2. Pengadilan terhadap pelaku kekerasan sesuai prosedur hukum dan etika kampus;

3. Klarifikasi publik secara terbuka dari pihak dekanat;

 

4. Penghentian segala bentuk intimidasi terhadap korban dan pendukungnya.

Sekitar pukul 10.30 WIB, terjadi pertemuan antara massa aksi dengan Dekan, Wakil Dekan I, dan Wakil Dekan III. Namun, upaya dialog itu dinilai gagal karena pihak dekanat menolak menandatangani Pakta Integritas yang diajukan mahasiswa.

“Penolakan itu memperlihatkan ketidakseriusan dan sikap arogan dari pimpinan fakultas,” ujar Zidan.

Selain kasus kekerasan, mahasiswa juga menyoroti kurangnya transparansi keuangan, buruknya pelayanan akademik, serta fasilitas belajar yang tak memadai—terutama di Gedung F yang dilaporkan kekurangan AC, proyektor, dan komputer.

Aksi ditutup pada pukul 12.00 WIB tanpa adanya hasil konkret. Aliansi FEB Menggugat menyatakan akan menggelar aksi lanjutan dalam waktu dekat dengan skala yang lebih besar.

“Kami tidak akan berhenti hingga Dekanat FEB Unila menunjukkan tanggung jawab dan komitmen terhadap keadilan dan kebenaran,” tutup Zidan.

 

 

 

TAG :

REKOMENDASI UNTUK ANDA

TERKINI LAINNYA