Ketua FPII Lampung Soroti Berita Pungutan Siswa SMA 1 Katibung Lamsel

IMG-20220923-WA0033
Banner-Panjang

Lampung Selatan (LM) : Pengamat pendidikan Lampung Aminudin S.P, menanggapi viralnya pemberitaan terkait banyak nya pungutan yang dilakukan pihak SMA 1 Ketibung yang dipandang memberatkan orang tua siswa.

Menurut pria yang juga sebagai ketua Forum Pers Independent Indonesia ( FPII ) Provinsi Lampung tersebut, pungutan untuk pembangunan fisik SMA 1 Ketibung tersebut kurang mengindahkan amanat UUD 1945. keputusan seperti ini masuk dalam sikap antipati nilai-nilai Pancasila. Salah satunya pembangkangan terhadap amanat keadilan sosial sektor pendidikan bagi seluruh rakyat indonesia, dan terkesan akal-akalan.

Dijelaskanya bahwa pendidikan bisa berjalan bila memenuhi tiga unsur pendukung yang meliputi yaitu Aset, Operasional dan biaya persomal.

Yang dimaksud Aset menurutnya meliputi, tanah lahan sekolah, kantor, ruang belajar dan seluruh bangunan yang ada di sekolah. Dalam hal ini aset sesuai aturan pemerintah, sudah disiapkan anggaran nya oleh pemerintah pusat dan daerah melalui bantuan APBN atau APBD.

Kemudian penunjang pendidikan berikutnya adalah operasional. Operasional ini pun menurut pria yang akrab dipanggil Amiekancil ini sudah disediakan oleh pemerintah dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ).

Lalu penunjang selanjutnya adalah biaya personal. Nah biaya persomal ini lah yang harus disediakan oleh orang tua siswa, karna tidak dibiayai oleh pemerintah. Biaya persomal ini meliputi seluruh kebutuhan personal siswa mulai dari sepatu, pakaian, tas, buku sampai ke topi.

“Jadi ini semua harus dapat dipahami oleh semua pihak, baik pihak sekolah maupun orang tua siswa” jelas Aminudin.Jumat (23/9/2022).

Terkait peran serta orang tua siswa / walimurid dalam menunjang pendidikan menurutnya sah-sah saja sesuai peraturan pemerintah,tetapi peranserta masyarakat tidak termasuk untuk membangun fisik sekolah, tetapi sebatas berperan membantu penunjang pendidikan yang kira-kira tidak diakomodir oleh bantuan pemerintah. Dan peran serta orang tua walimurid juga bukan menjadi keharusan setiap orang tua dan disama ratakan dari setiap siswa, akan tetapi harus disesuaikan dengan kemampuan orang tua siswa. Bagi orang tua siswa yang kurang mampu wajib dibebaskan dari semua pungutan guna mencegah siswa putus sekolah karna tidak sanggup membayar dalam mendukung program pemerintah pendidikan 12 tahun.

“Pihak sekolah maupun komite dalam aturan yang ada dapat menggali sumberdana dari berbagai sumber, diantaranya mencari donatur, pengusaha yang peduli dengan pendidikan dan perusahaan terdekat ( CSR ), sehingga tidak memberatkan orang tua siswa.” Pungkas Aminudin.

Sementara sebelumnya viral dimedia online memberitaan bahwa pihak SMA 1 Ketibung memungut biaya PSMUP dengan jumlah Rp. 130. 000,-/ bulan / siswa dan sumbangan pembangunan fisik sekolah sebesar Rp. 1.000.000,- persiswa setiap tahun.

Sampai dengan berita ini dimuat, Idhamsyah S.Pd. M.Pd selaku kepala sekolah SMA 1 Ketibung dan Drs. Sulpakar M.M selaku kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung belum dapat dihubungi untuk diminta tanggapan. (*)

TAG :

REKOMENDASI UNTUK ANDA

TERKINI LAINNYA